18.2.11

Kesehatan sejuta manfaat buah anggur


Anggur merah ternyata memiliki "sejuta" manfaat. Satu khasiat yang paling banyak dicari adalah bisa membuat seseorang yang rajin mengonsumsinya menjadi awet muda. Karena anggur merupakan sumber antioksidan yang tinggi serta kaya kalium untuk menghambat penuaan dini. Selain itu, anggur dipercaya mencegah penyakit infeksi seperti influenza.
"Jus anggur dipercaya dapat mencegah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit infeksi virus seperti influenza," kata Prof Ali Khomsan, ahli kesehatan gizi dari Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam diskusi "Anggur Sebagai Sumber Energi dan Stamina yang Menyehatkan" yang diselenggarakan PT Bintang Toedjoe--produsen minuman Extra Joss, di Jakarta, belum lama ini.
Buah anggur termasuk dalam famili Vitaceae dan genus Vitis. Bentuk buah anggur hampir bulat dengan kulit buahnya berwarna merah kehitaman, hijau, kuning keemasan, atau ungu dan dilapisi tepung. Daging buahnya mempunyai rasa asam manis, dan kandungan airnya banyak. Jenis asam yang dominan pada anggur adalah asam maleat dan asam sitrat. Penyebab rasa manis pada anggur adalah tingginya kadar glukosa dan fruktosa.
Prof Ali Khomsan menambahkan, berbagai penelitian menunjukkan, biji anggur mengandung pycnogenol sebagai penguat kolagen untuk kelenturan pembuluh darah (anti aging) dan kulit anggur ternyata kaya flavonoid dengan daya antioksidan lebih tinggi dari vitamin C. Tak hanya itu, buah anggur sendiri kaya kalium untuk mengontrol tekanan darah.
"Secara keseluruhan buah anggur mengandung banyak manfaat. Khasiat lain yang dimiliki anggur, adalah untuk mengatasi kelelahan dan hipoglikemi karena kandungan gula alaminya yang sangat tinggi, terutama dalam bentuk glukosa dan fruktosa," ujarnya.
Khomsan menunjukkan data terbaru di Prancis yang mengungkap angka penyakit jantung koroner 50 persen lebih rendah dibanding negara-negara lain di dunia. Setelah diteliti, orang Prancis ternyata suka makan enak, diikuti minum anggur. Ketika disinggung anggur bisa memabukkan, Khomsan mengutip pendapat ahli nutrisi Melissa S Garcia. "Minum anggur baik, tetapi perhatikan alkohol yang menyertainya ada atau tidak," jelasnya.
Manfaat anggur telah banyak diteliti sebelumnya. Pada tahun 1870, ahli kesehatan Dr John Harvey Kellog, memberikan resep anggur untuk berbagai penyakit. Untuk kesembuhan, dia hanya memberikan resep makan buah anggur dengan takaran tertentu. Menurut The George Mateljan Foundation, anggur juga memiliki nilai gizi yang sangat luar biasa. Tiap 100 gram anggur paling tidak 25 komponen gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebut saja kalsium, kalium, vitamin A, Vitamin C, dan thiamin.
Kandungan mineral dalam anggur yang memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh antara lain mangan. Zat itu sangat diperlukan tubuh dalam sintesis energi sehingga dapat membantu menjaga kestabilan gula dalam darah. Mangan juga diperlukan tubuh untuk metabolisme lemak dan pembentukan jaringan ikat dan tulang.
Anggur disebut mengandung karotenoid dan likopen yang tinggi. Kedua zat kimia tersebut dikenal luas akan kemampuannya menghambat berbagai penyakit tubuh. Kandungan antioksidan dalam anggur tersebut sudah diyakini kalangan luas sebagai pelindung sel dari radikal bebas penyebab penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, kanker, dan beberapa penyakit akibat penuaan.
Anggur mempunyai banyak khasiat bagi kesehatan karena kandungan kimia yang berada di dalamnya, salah satu di antaranya flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang memberikan warna ungu pada buah anggur. Flavonoid dapat mencegah oksidasi LDL (kolesterol jahat) 20 kali lebih kuat daripada vitamin E, yang selama ini dikenal sebagai antioksidan alami.
"Anggur merah juga sangat baik untuk dikonsumsi penderita kolestrol tinggi (hiperkolesterolemia). Kandungan saponin pada anggur. sangat bermanfaat untuk menghambat dan mencegah penyerapan kolestrol di dalam darah," ujarnya.
Kandungan vitamin C, B6, K dan B1 dalam anggur juga tinggi dengan khasiat yang luar biasa bagi tubuh. Vitamin C buah anggur dapat meningkatkan imunitas dan penyembuhan luka. Kandungan B6 pada anggur juga sangat penting untuk otak agar dapat berfungsi normal.
Kulit anggur juga memiliki kandungan resveratrol yang merupakan sumber penting dari flavonoids, termasuk katekin, quercetin, prosianidin, dan antosianin. Resveratrol ditemukan pada sebagian besar kulit buah anggur. Penelitian beberapa tahun terakhir menyimpulkan, resveratrol kemungkinan dapat membantu awet muda dan mencegah kanker.
Selain itu, anggur terbukti dapat membantu kaum perempuan dalam mencegah sakit akibat pengobatan kanker payudara. Para dokter di Institute of Cancer Research membuktikan bahwa antioksidan yang terkandung dalam anggur dapat melindungi tubuh dari radiasi fibrosis, yakni pengerasan jaringan di sekitar payudara akibat radioterapi yang rasanya sangat menyakitkan. Kondisi ini dialami oleh ribuan perempuan di seluruh dunia setiap tahunnya.
Melalui tes laboratorium, jus anggur terbukti mampu menghentikan produksi hormon estrogen dalam sel. Penelitian terakhir menggunakan tikus yang ditanami sel tumor menunjukkan bahwa tikus yang diberi 0,5 ml jus anggur selama lima minggu, ukuran tumornya hanya sepertiga dari tikus yang tidak diberi jus anggur.
Lebih jauh Khomsan mengatakan, mengonsumsi anggur dapat dilakukan dengan memakan buahnya secara langsung. "Tetapi juga bisa dalam bentuk jus atau lewat serbuk (ekstrak) yang berasal dari sari buah asli," katanya.
Namun demikian, sudah menjadi rahasia umum buah anggur termasuk jenis buah yang mahal bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Harga satu kilogram anggur bisa mencapai puluhan ribu rupiah. Sehingga tidak semua lapisan masyarakat bisa mencicipi anggur.
Senior Brand Manager PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati menyatakan, agar semua lapisan masyarakat bisa mengonsumsi anggur, pihaknya menyediakan ekstrak sari buah anggur asli.
Sari buah anggur asli ini, kata Fanny, telah mendapat pengawasan ketat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bahkan menggunakan standar internasional. Tapi sayangnya, sari buah anggur berbentuk ekstrak ini bahan bakunya masih impor dari Brasil. "Indonesia belum memiliki teknologi ekstrak," jelasnya. (Tri Wahyuni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar